- Bancin
- Banuarea/Banurea
- Berampu/Brampu
- Barasa/Brasa
- Baringin/Bringin
- Beruh (Kutacane)
- Biru
- Boangmanalu
- Capah
- Dajawak
- Dalimunthe
- Damunthe
- Dasalak
- Gajah
- Ginting Beras
- Ginting Bukit
- Ginting Capa
- Ginting Garamata
- Ginting Ajar Tambun
- Ginting Baho
- Ginting Guru Patih
- Ginting Jadi Bata
- Ginting Jawak
- Ginting Manik
- Ginting Munthe
- Ginting Pase
- Ginting Sugihen
- Ginting Sinisuka
- Ginting Tumangger
- Garingging
- Haro
- Hubu
- Hobun
- Kombih (Singkil)
- Maharaja
- Manihuruk
- Manik Kacupak
- Munthe
- Nadeak
- Nahampun/Anak Ampun
- Napitu
- Pinayungan/Pinayungen
- Pasi
- Rumahorbo
- Saing
- Sampun
- Saraan
- Saragi
- Saragih Dajawak
- Saragih Damunthe
- Siadari
- Siallagan
- Siambaton
- Sidabalok
- Sidabungke
- Sidabutar
- Sidauruk
- Sigalingging
- Sijabat
- Sikedang (Kutacane)
- Simalango
- Simarmata
- Simbolon Altong Nabegu
- Simbolon Hapotan
- Simbolon Juara Bulan
- Simbolon Pande Sahata
- Simbolon Panihai
- Simbolon Suhut Nihuta
- Simbolon Tuan
- Simbolon Sirimbang
- Sitanggang Bau
- Sitanggang Gusar
- Sitanggang Lipan
- Sitanggang Silo
- Sitanggang Upar Parangin Nawalu
- Sitio
- Sumbayak
- Tamba
- Tendang
- Tinambunan/Tinambunen
- Tumanggor/Tumangger
- Turnip
- Turutan/Turuten.
Jumat, 23 Maret 2012
Parna FAMS
A.E. Manihuruk
manihuruk.com

orang
yang bisa disebut pejabat “sukuisme” dalam arti yang positif. Katanya,
dulu, setiap orang Batak yang melamar ke BAKN 90% pasti diterima,
demikian pula jika melamar pegawai negeri, AE Manihuruk pasti memabuntu.
Itu sebabnya, di masa dia menjabat orang Batak yang terbanyak menjadi
pegawai negeri.
Kariernya dimulai dari tentara hingga pangkat terkahir Letnan
Jenderal. Dia adalah Arsinius Elias Manihuruk, mantan Ketua Badan
Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN). Meninggal pada usia 82 tahun,
pada hari Jumat (10/1) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
AE Manihuruk meninggalkan seorang istri, Rohim Boru Sihaloho (84), dan lima anak, Yeni Rita Manihuruk (58), Guntur Manihuruk (51), Posman Manihuruk (49), Sahala Manihuruk (47), dan Sahat Manihuruk (45).
Berlin Simarmata, dalam weblognya menyebut, di kampung kami beliau dikenal sebagai seorang pejuang,yang tadinya adalah seorang guru,lalu masuk TNI pada masa perjuangan.Disamping pejuang,beliau dikenal sebagai seorang yang berhati baik,suka menolong orang kampung kami,dalam batas-batas kemampuannya.
“Saat saya murid SMP di Pangururan-Samosir,saya satu kelas dengan putrinya Jeanny boru Manihuruk.Pada saat saya kuliah di ITB Bandung,saya dapat kesempatan berkenalan dengan keluarga beliau.Beliau berada di Bandung,karena mendapat tugas sebagai dosen Seskoad. Selama di Bandung beliau juga diangkat sebagai Penasehat Muda Mudi Silalahi Sabungan. Saya pun mengenal beliau secara dekat tatkala pernikahan Letnan Dua Tukang Simarmata, dengan Emmy boru Tobing.Beliau bertindak sebagai wali penganten laki-laki,dan saya sebagai panitia resepsi,” tulis Berlin.
“Nasehat beliau yang paling berkenan di hati saya adalah:Jangan melupakan kampung halaman atau bonapasogit.Beliau mengkritik Kolonel Maludin Simbolon dan Mayor Raja Permata alias Sangga Raja Simarmata,yang tidak mempedulikan pulau Samosir.Beliau masih berpangkat Letnan Satu,tatkala kedua nama yang disebut terdahulu sebagai Panglima Kodam Bukit Barisan dan Komandan Batalion di BB,” tambah Berlin mengenang AE Manihuruk.
Biodata:
Letjen (Purn) AE Manihuruk
Lahir:
Lumban Suhi-suhi, Pulau Samosir, Sumatera Utara, 29 Februari 1920
Meninggal:
Jakarta 10 Januari 2003
Dikebumikan:
Samosir 16 Januari 2003
Agama:
Kristen
Isteri:
Rohim Boru Sihaloho
Anak:
Yeni Rita Manihuruk (58), Guntur Manihuruk (51), Posman Manihuruk (49), Sahala Manihuruk (47), dan Sahat Manihuruk (45)
Pangkat Terakhir:
Letnan Jenderal TNI
Jabatan Terakhir:
Ketua Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) tahun 1972-1987
Organisasi:
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golongan Karya (Golkar) periode tahun 1987-1992
Pemimpin Umum majalah Koppri, majalah gratis, tahun 1988
AE Manihuruk
AE Manihuruk meninggalkan seorang istri, Rohim Boru Sihaloho (84), dan lima anak, Yeni Rita Manihuruk (58), Guntur Manihuruk (51), Posman Manihuruk (49), Sahala Manihuruk (47), dan Sahat Manihuruk (45).
Berlin Simarmata, dalam weblognya menyebut, di kampung kami beliau dikenal sebagai seorang pejuang,yang tadinya adalah seorang guru,lalu masuk TNI pada masa perjuangan.Disamping pejuang,beliau dikenal sebagai seorang yang berhati baik,suka menolong orang kampung kami,dalam batas-batas kemampuannya.
“Saat saya murid SMP di Pangururan-Samosir,saya satu kelas dengan putrinya Jeanny boru Manihuruk.Pada saat saya kuliah di ITB Bandung,saya dapat kesempatan berkenalan dengan keluarga beliau.Beliau berada di Bandung,karena mendapat tugas sebagai dosen Seskoad. Selama di Bandung beliau juga diangkat sebagai Penasehat Muda Mudi Silalahi Sabungan. Saya pun mengenal beliau secara dekat tatkala pernikahan Letnan Dua Tukang Simarmata, dengan Emmy boru Tobing.Beliau bertindak sebagai wali penganten laki-laki,dan saya sebagai panitia resepsi,” tulis Berlin.
“Nasehat beliau yang paling berkenan di hati saya adalah:Jangan melupakan kampung halaman atau bonapasogit.Beliau mengkritik Kolonel Maludin Simbolon dan Mayor Raja Permata alias Sangga Raja Simarmata,yang tidak mempedulikan pulau Samosir.Beliau masih berpangkat Letnan Satu,tatkala kedua nama yang disebut terdahulu sebagai Panglima Kodam Bukit Barisan dan Komandan Batalion di BB,” tambah Berlin mengenang AE Manihuruk.
Biodata:Letjen (Purn) AE Manihuruk
Lahir:
Lumban Suhi-suhi, Pulau Samosir, Sumatera Utara, 29 Februari 1920
Meninggal:
Jakarta 10 Januari 2003
Dikebumikan:
Samosir 16 Januari 2003
Agama:
Kristen
Isteri:
Rohim Boru Sihaloho
Anak:
Yeni Rita Manihuruk (58), Guntur Manihuruk (51), Posman Manihuruk (49), Sahala Manihuruk (47), dan Sahat Manihuruk (45)
Pangkat Terakhir:
Letnan Jenderal TNI
Jabatan Terakhir:
Ketua Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) tahun 1972-1987
Organisasi:
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golongan Karya (Golkar) periode tahun 1987-1992
Pemimpin Umum majalah Koppri, majalah gratis, tahun 1988
Langganan:
Komentar (Atom)
